Jumat, 01 November 2013

Pilihan dan Tanggungjawab

Tadi sore sehabis shalat maghrib saya hendak mencari sesuap nasi, tiba-tiba pintu kosan di ketuk.
"Iya ada apa bu?" rupanya Ibu kosan yang berkunjung. Ah senang sekali dengan Ibu kosan ini, beliau baik sekali, sering sekali memberi saya makan dari mulai opor ayam, sushi sampai kue ulang tahun  anaknya pasti sampai ke perut saya. Hahaha. Tapi kali ini berbeda. "Neng, bisa periksa bapa?" kening saya berkerut, sekilas saya menangkap roman muka Ibu yang baik ini, ada yang berbeda. Napasnya naik turun dan terlihat gelisah. Secepat kilat saya mengangguk, sambil di dalam hati berpikir 'astaganagaaa, ini pasien beneran bukan yang biasa ada di skenario diskel atau tutorial'. Seraya saya mencari-cari stetoskop serta tensimeter di tumpukan buku dengan suasana kamar saya yang hancur berantakan. Namun begitu masuk ke kamar beliau, saya melihat beliau terbaring di tempat tidur. Kesadarannya masih compos mentis dan beliau masih sempat memanggil saya, namun respirasi nya sudah mulai takipneu. Sejenak saya mengobrol dengan ibu kos dan keluarganya sambil memeriksa tensi dan nebulizer terpasang untuk mengatasi takipneu. Rupanya beliau punya riwayat penyakit gagal ginjal dan gagal jantung et causa hiperlipidemi dan hiperurisemi. SHOCK! iyalah, secara selama ini beliau terlihat baik-baik saja. Setelah semua teratasi akhirnya saya kembali ke habitat semula diiringi rasa terima kasih dari keluarga beliau dan beliau menolak untuk dibawa ke rumah sakit karena obat-obat dari dokternya available,"ya sudahlah". Sungguh rasanya bahagia sekali mendapat rasa "terima kasih" itu. Padahal rasanya saya masih belum pantas, ilmu saya belum cukup. Sampai akhirnya tiba di kamar sendiri, napsu makan udah ga ada lagi. Ga jadi makan. Begini ya memilih sebuah profesi itu, bagaimana kalau nanti? Malam-malam orang minta tolong atau orang dengan berlumuran darah datang, bukan ga jadi makan lagi tapi makan darah lama-lama. Haha. Tapi itulah tanggungjawab, tanggungjawab atas sebuah pilihan. Harus tenang, tidak boleh panik ketika menghadapi situasi sulit sekalipun. Ini menyangkut nyawa, nyawaaa looh! Ya Allah......