Rabu, 05 November 2008

Resensi Film Laskar Pelangi : Sebuah Karya Spektakuler


Judul Film : Laskar Pelangi
Ide Cerita : Andrea Hirata
Sutradara : Riri Riza
Produser : Mira Lesmana
Ilustrasi Musik : Aksan dan Titi Sjuman
Ost : Nidji
Editor : Dono Waluyo
Rumah Produksi : Miles Films dan Mizan Production


Membuat film dari novel laris pasti tak cukup hanya bermodalkan ambisi mengeruk laba. Ekspektasi besar pembaca novelnya bisa jadi peluang menjanjikan tapi juga perangkap berbahaya. Setia pada novelnya belum tentu menghasilkan tontonan menarik. Terlalu bersemangat mengeksplor keunggulan media film juga tak selalu menjanjikan box office. Semakin populer novelnya, semakin berat tantangannya. Itulah gambaran dari film yang berjudul Laskar Pelangi. Namun Riri Riza beserta segenap rumah produksi Miles Films dan Mizan Production ternyata mampu menjawab keraguan yang ada di benak para penikmat novelnya. Dengan berani sutradara dan produsernya mengkasting anak-anak Belitong dan melatih mereka sebagai sosok-sosok yang menghidupkan karakter rekaan penulis Andrea Hirata.Lewat akting mereka yang polos, kesepuluh anak Belitong itu mampu memikat hati penonton melalui cerita tentang kesepuluh anak yang disebut Laskar Pelangi. Meskipun mereka berada dalam keterbatasan ekonomi dan lingkungan alam yang tidak memungkinkan, namun Laskar Pelangi tetap gigih mengejar cita-citanya. Penonton dibuat terharu saat menyaksikan Lintang, sang anggota Laskar Pelangi yang jenius ternyata terpaksa harus putus sekolah demi mengurus adik-adiknya. Dan penonton pula bisa merasa terhibur dengan adegan ikal sang tokoh utama yang ternyata jatuh hati pada A Ling. Bosa dikatakan bahwa film ini bukan sekedar film biasa. Dan film ini kiranya tepat hadir di tengah-tengah maraknya matrealisme pendidikan, dimana di zaman sekarang ini pendidikan banyak diperjualbelikan. Tokoh seorang guru layaknya Bu Muslimah ataupun Pak Harfan bisa dijadikan suri teladan bagi guru-guru di seluruh negeri ini. Ketulusan hati mereka terhadap anak didiknya tidak dapat diukur dengan materi. Kesuksesan Laskar Pelangi ini ternyata tak lepas dari komunikasi harmonis antara penulis novel dan pembuat filmnya. Karya spektakuler ini mampu menyerap 1,4 juta penonton dalam dua minggu. Bagaimanapun ternyata masyarakat sendiri telah cerdas dalam memilih tontonan yang bersifat edukasi dan bermanfaat.

0 komentar: