Minggu, 27 September 2009

Samsung Digital Camera ES55


Spesifikasi
Image Sensor :
- Jenis: ½, 33” CCD
- Piksel efektif: kira-kira 10,2 Mega-piksel
- Total piksel: kira-kira 10,3 Mega-piksel
Lens:
- Panjang Fokus: Lensa SAMSUNG f = 6,3 ~ 18,9mm (setara film 35mm : 35~105mm)
- F No.: F3.2(W)~F5,8(T)
- Digital Zoom: bergantung pada ukuran gambar
Monitor LCD: LCD TFT warna 2,5” (230.000 dot)
Mengatur Fokus: Jenis: TTL focus otomatis (Multi-AF, AF PUSAT, AF Deteks Wajah)
Shutter: Otomatis, Program, Malam, Kembang Api
Exposure:
- Kontrol: Program AE
- Pengukuran: Banyak titik, Satu titik, Berbobot tengah, AE Deteks Wajah
- ISO: Otomatis, 80, 100, 200, 400, 800, 1600
Flash:
- Mode: Otomatis, Otomatis & pengurang mata merah, lampu kilat, sinkronisasi lambat, lampu kilat nonaktif, perbaikan mata merah
- Jangkauan: Lebar (0,2m~3,75m), Tele (0,5m~2m)
Sharpness: Lembut+, Lembut, Normal, Jelas, Jelas+
Harga: Rp. 1.500.000 (Maret 2009)
Deskripsi Singkat:
Dengan patokan harga lumayan tinggi dan brand yang sudah dikenal oleh khalayak umum, ternyata kamera ini tidak mengecewakan si pembeli. Desain menawan dengan pilihan warna black dan silver, namun dalam hal warna saya lebih memilih warna hitam karena tidak cepat kotor dan terlihat tidak pasaran. Ditambah dengan layar 2,5 inchi yang cukup lebar dan memanjakan si pemoto, feature beauty shot pun ternyata jadi unggulan dari kamera ini dimana kita bisa langsung difoto tanpa bermake-up ria terlebih dahulu. Meskipun di sisi lain Memori internal yang disematkan hanya sebesar 9MB tanpa memori eksternal (memori eksternal dijual terpisah) dan diletakkan satu penutup dengan baterai meski bersebelahan tempat. Namun apabila kita ingin menambahkan memori eksternal bisa sampai 8GB dan memuat cuplikan film maksimal 2 jam. Karena frame ratenya sudah mencapai 30 fps jadi kecepatan videonya sudah tidak diragukan lagi. Dalam pengambilan gambar kamera digital ini dapat di perbesar sampai 3X Zoom, namun perbesaran ini tidak bisa dilakukan saat pengambilan video apalagi feature face detection dalam pengambilan foto setelah saya coba ternyata tidak bisa difungsikan. Selain bisa digunakan untuk memoto, mengambil video, bisa juga untuk merekam suara. Apalagi ternyata kamera ini memiliki feature TV-OUT dimana bisa kita sambungkan ke layar televisi. Dalam hal kecepatan data, telah ditanamkan konektor USB 2.0 yang sangat cepat bisa membaca file-file dalam kamera ketika terhubung dengan computer. Perangkat lunak yang mendukung system operasi kamera ini yakni Samsung Master dan Adobe Reader. Untuk pengisian baterai apabila kamera dimatikan cukup sekitar 180 menit atau 3 jam. Dalam paket pembelian selain disertakan baterai isi ulang jenis SLB-10A terdapat adaptor AC (SAC-47)/Kabel USB (SUC-C3), Kabel AV, Tali kamera, buku petunjuk jaminan produk dan CD perangkat lunak yang berisi Samsung Master dan Adobe Reader. Namun semua kelengkapan di atas kemungkinan bisa berbeda-beda tergantung wilayahnya masing-masing. Kesimpulan dari hasil tes tersebut, bahwa kamera digital yang satu ini patut diperhitungkan dengan perform yang maksimal menghasilkan kualitas gambar yang cukup baik.

Kamis, 03 September 2009

Our Inspirations Never Die


Gelap.Tak terlihat. Hanya cahaya remang-remang di ujung jalan yang membuatku tetap bertahan. Seolah menerawang. 15 tahun lalu. Aku masih tepekur, menghadap langit, menapaki bumi. Proxima centauri masih tetap disana, tapi orion tak lagi terlihat. Inikah dulu yang kuharap? Menatap puing-puing bangunan roboh yang dulu sempat berdiri kokoh.
“Bangunan ini kini sudah tidak terpakai lagi.”cerita kakek tua yang menghampiriku.
Entah. Mungkin dia ikut sedih melihat bulir-bulir air mataku yang mulai jatuh tak tertahankan. Bukan, bukan bangunan tua ini yang aku tangisi. Tapi sesuatu yang jauh lebih berharga daripada itu, yang bahkan tak pernah mereka coba untuk menjaganya.
“Semua teman-temanmu itu sudah menjadi orang-orang besar di kota.”
Kenangan itu begitu kuat. Ingatanku tak bisa aku bohongi. Semuanya terekam begitu jelas. Anak-anak polos yang tertawa dalam keterbatasan. Seonggok pasir yang masih tersisa di sudut bangunan mulai keras dan menyatu dengan tanah, hanya itu yang terlihat. Dinginnya malam menusuk kulitku, membuatku terpaksa pergi dari tempat ini. Pergi untuk kembali.
***
Megahnya kota metropolitan membuat mereka lupa akan sesuatu. Kenangan. Aku memang bukan Ikal yang berusaha mencari A Ling atau kesepuluh anggota laskar pelangi. Aku hanya rindu pada masa kecilku. Seharusnya kenangan tak untuk dilupakan, seharusnya mereka masih tetap di hatiku, namun kadang aku bertanya,’apakah aku masih ada di hati mereka? Ataukah waktu telah menghapuskan ingatan mereka?’. Sekian waktu berlalu, namun tak satu pun yang peduli akan semua itu.
“Minumlah ini nak, mungkin akan sedikit menghangatkan tubuhmu.”nenek tua itu memberiku secangkir bandrek hangat.
Sekali lagi, ingatanku mulai melayang-layang. Ramadhan kali ini tak sebatas bangunan tua yang mulai roboh itu, tapi juga tentang kedua batu nisan yang pagi tadi kusinggahi. Kupanjatkan alunan doa sebagai pengantar menuju surga abadi meski tetesan air mata masih tertinggal disana.
***
“Kau?” mataku terpana tak percaya melihat sesosok laki-laki dihadapanku.
“Yeah. Kau masih ingat denganku, Anissa?“tanyanya. Aku mengangguk.
Satu sentuhan di pundak sekaligus deru mesin mobil yang mendekat kembali memacu adrenalinku.
“Kami semua sekarang disini…”cerita Devina dari belakangku.
“Untuk mengenang hari pertama kita memakai seragam merah-putih.”lanjut Zaky,”dan ketemu Bapak Farhan.”
“Wah, iya.. aku juga nggak sabar pengen ketemu mereka. Menurutku mereka adalah guru terbaik di dunia.”jelas Tina
“Mereka sudah tenang di alam sana. Menuju proses sebuah keabadian” kataku.
Hampir semuanya Diam Tanpa Kata. Jujur Aku Tak Sanggup mengatakan ini, tapi ternyata Tak Ada Yang Abadi. Andai Saja kami menyadari lebih awal mungkin semua takkan seperti ini. Penyesalan memang selalu di akhir, meski begitu Kuingin Selamanya kita semua selalu bersama. Demi pahlawan tanpa tanda jasa, because they’re our inspirations.

The Revolution of Radiance


Revolusi adalah proses menjebol tatanan lama sampai ke akar-akarnya, kemudian menggantinya dengan tatanan yang sama sekali baru. Begitu juga yang dimaksudkan dengan revolusi sains, atau jelasnya menurut Kuhn, revolusi sains muncul jika paradigma yang lama mengalami krisis, dan akhirnya orang mencampakkannya serta merangkul paradigma yang baru. Jejak kajian tentang cahaya dapat anda temukan jauh sebelum .”peradaban Yunani kuno bahkan sebelumnya. Ilmuwan kunci dalam kajian ini adalah Euclid, yang termasyhur dengan pendapatnya,”Manusia dapat melihat karena mata mengirimkan cahaya kepada benda. Sampai kemudian muncul Al Hazen yang memiliki nama asli Ibnu al-Haitham (965-1038). Al Hazen berhasil membuktikan kekeliruan pendapat Euclid, menurutnya yang benar justru sebaliknya,”Anda dapat melihat benda karena ada cahaya dari benda yang sampai ke mata.”
Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa fisikawan tertarik untuk mengetahui cepat rambat cahaya. Menurut pengukuran Roemer pada tahun 1675, cahaya mempunyai laju sebesar 200 ribu km/s. Sebelumnya Galileo Galilei, hanya menyebutkan secara kualitatif bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang luar biasa.
Namun dengan pengaruh kejeniusan daya cipta Sir Isaac Newton (1624-1727) yang mengemukakan model korpuskular (seperti partikel) maka teori gelombang penyebaran cahaya tidak benar-benar diterima sampai tahun 1850, walaupun cukup banyak bukti percobaan yang mendukungnya. Pada waktu itu, percobaan akhirnya menekankan pada model partikel, dan sampai pergantian abad, teori gelombang tidak diperdebatkan. Kebanyakan ilmuwan merasa bahwa model korpuskular sudah layak dan akan tetap begitu sampai akhir zaman. Pada awal abad ke-19 Thomas Young (1773-1829) menemukan adanya peristiwa interferensi pada cahaya. Usulan Young diperkuat oleh James Clerk Maxwell (1831-1879) yang menyatakan bahwa cahaya merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik. Maxwell masih yakin bahwa gelombang elektromagnetik membutuhkan medium khusus untuk dapat merambat dan ia menamakan medium itu sebagai eter bercahaya. Sayang sekali, pada percobaan Michelson-Morley menegaskan bahwa eter sesungguhnya tidak ada. Jadi cahaya sebagai salah satu gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk merambat.
Upaya penyingkapan cahaya terus berkembang, Einstein (1879-1955) menunjukkan bahwa efek fotolistrik hanya dapat dijelaskan dengan menganggap cahaya terdiri atas aliran tidak kontinu foton energi elektromagnetik. Paham yang percaya bahwa cahaya dapat dijelaskan dengan menganggapnya sebagai partikel disebut teori korpuskular dan paham yang percaya bahwa cahaya hanya dapat dijelaskan jika dianggap sebagai gelombang(teori undulasi). Perdebatan ini mulai mereda setelah lahirnya teori kuantum sejak 1900-an. Teori ini sejatinya cenderung pada paham korpuskular yang menganggap bahwa cahaya adalah partikel(foton) yang memiliki aspek gelombang. Aspek gelombang inilah yang menentukan keadaan foton-foton secara statistic.
Sampai sekarangpun diyakini bahwa cahaya dipancarkan dalam ruang dalam bentuk gelombang. Cahaya bergerak dalam ruang dengan kecepatan c, kira-kira 3x100000000 m/s.

Earthquake and me



Dear diary, Wednesday 2nd September 2009
Oh My God! Forgive me, I think today is a bad day. Tapi untung ternyata nggak. You know what? Tentu aja kalian nggak bakalan tau, karena belum aku kasih tau. Hhehee. Pas waktu istirahat di sekolah, ulangan bahasa inggris minggu kemarin dibagiin dan….TARAAT! I got 98 for my English test.(Of course I’m really happy). Although that’s no perfect but it’s very valueable for me. Abisnya udah hampir setaun lebih aku nggak dapet nilai bahasa Inggris kayak gitu, paling banter juga 90. Ini akibat aku sering maen-maen mulu, disuruh si mama belajar bahasa inggris malah maen game, disuruh baca buku TOEFL malah baca komik dan disuruh les di IEC malah ngecengin anak-anak UNPAD[ketauan deh]. Hahahaaa. Nah saking senangnya, itu kertas ulangan bahasa inggris sampe sempet mau dipajang di dinding tapi nggak jadi soalnya takut ntar disangka nggak waras, orang aku pajang foto profile di facebook aja disangka mirip marshanda yang stress. gimana kalo itu kertas ulangan beneran aku tempel di dinding coba?
Nah siangnya pas abis pulang sekolah aku mampir dulu ke Ezy buat minjem DVD. Penat juga kalo tiap hari aku mesti belajar, belajar, dan terus belajar kan? Akhirnya diputuskan kalo hari ini aku bakal nonton Confessions of a Shopaholic. Rada bingung juga pas liat itu film, soalnya kalo nggak salah kemaren film itu masih premier di Blitz Megaplex PVJ. Kok udah ada DVD nya? Ah peduli amat! Yang penting bisa nonton tu film dengan harga miring. Kalo ke Blitz kan tiketnya 27rb(hari minggu), nah kalo nonton di rumah nyewa DVDnya Cuma 4rb/hari asal jangan telat ngembaliin aja.

Begitu nyampe rumah seperti biasa masih sepi soalnya mama sama papa belum pada pulang. Ku ambil laptop plus speakernya. Terus sambil tiduran di kasur aku nonton DVD. Pas hampir tu film udah mau selesai, nggak taunya spring bedku bergetar hebat. Dengan cueknya aku berpikir,”Ah, paling juga ada anak kucing tetangga yang nyangkut di bawah spring bed.” Tapi aku penasaran karena getaran itu tak jua hilang aku turun dan ngeliat-liat ke bawah kasur,”nggak ada apa-apa.” Setelah itu lampu di ruang makan mati, dan aku baru sadar ternyata itu adalah gempa bumi(earthquake). Parah! Untung aku nonton DVD pake laptop dan baterainya nggak aku lepas (padahal biasanya atas saran si egy aku suka ngelepas baterainya lho kalo lagi tersambung ke sumber arus listrik).
Sedetik kemudian saking kagetnya, I took my cellphone in hurry. Terus langsung search di google dan liat di situs detik.com. Ternyata gempa yang berguncang barusan itu gempa yang berkekuatan 7.2 skala ritcher dan berpotensi mengundang tsunami. Astaga! Padahal rumahku juga nggak begitu jauh dari Tasikmalaya(pusat gempa). Katanya pula beberapa rumah roboh dan belasan orang meninggal. Ya Allah makasih sudah melindungi saya (orang cuek yang nggak tau diri). Terus langsung online di twitter ngintip beberapa percakapan artis tentang gempa, juga di facebook,yang sumpah rame abis. Nggak kebayang deh kalo rumah aku roboh, masa aku sendiri yang harus mati?